Ketua DPD RI, Ir. H. AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meletakkan batu pertama pembangunan Sekolah Sepak Bola Kaki Belanda dan SMK Papua Bangkit, di Suprau, Kota Sorong, Sabtu (6/7). Hal tersebut menjadi pertanda, pendirian bangunan Sekolah Sepak Bola Kaki Belanda dan SMK Papua Bangkit akan segera dilakukan.
Berdasarkan pantauan media ini, peletakan batu pertama itu juga disaksikan oleh banyak mata, termasuk masyarakat setempat yang antusias dengan pembangunan dua sekolah tersebut. Perlu diketahui bersama, tingginya antusias dari masyarakat dikarenakan jumlah sekolah di daerah Suprau yang sangatlah minim.
LaNyalla mengatakan bahwa kehadirannya di Kota Sorong merupakan bentuk kecintaannya terhadap tanah Papua.
“Saya hadir karena saya sangat cinta Papua. Saya yakin sekolah ini dapat memberikan kontribusi konkret dan nyata untuk melahirkan SDM-SDM unggul di dunia pendidikan dan olahraga di tanah Papua yang kita cintai ini. Sekaligus menjadi bagian dari dukungan Papua Barat Daya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata LaNyalla.
LaNyalla pun mengaku terharu hadir di acara tersebut, karena ia menilai peletakan batu pertama adalah hal yang sangat bersejarah dan akan jadi momen peningkatkan SDM yang tepat sasaran.
“Salah satu contohnya dari SMK Papua Bangkit ini, dimana ada bidang keahlian energi dan pertambangan. Itu artinya, SMK ini bisa menjadi jawaban atas keunggulan komparatif Papua, khususnya Papua Barat Daya dalam mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal, untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif di sektor pertambangan,” jelas LaNyalla.
Lanjut LaNyalla, pembangunan SDM juga dipastikan hadir dari dunia olahraga yang akan dihasilkan oleh Sekolah Bola Kaki Belanda. Menurut LaNyalla, sepakbola di tanah Papua ibarat agama kedua, karena begitu kuatnya DNA sepakbola
yang ada di dalam darah Orang Asli Papua. Sebagai bukti kata dia, pemain sepakbola asal Papua tidak pernah absen menghiasi Tim Nasional Sepakbola Indonesia di berbagai level umur.
“Saya sebagai mantan Ketua Badan Timnas PSSI dan mantan Ketua Umum PSSI, lebih hormat kepada para pemain dari tanah Papua, ketimbang pemain sepakbola asing yang dikontrak oleh klub-klub di Indonesia. Karena kebanggaan kita harus tetap kepada anak bangsa yang lahir dan besar di tanah airnya. Karena bagi saya, negara-negara di luar sana, yang memiliki prestasi sepakbola, seharusnya cukup menjadi inspirasi bagi kita untuk belajar,” tegas LaNyalla.
LaNyalla sangat optimis ke depannya, akan lebih banyak lagi mutiara-mutiara hitam yang dilahirkan dari tanah Papua, menyusul nama-nama yang telah menghiasi Sejarah Tim Nasional Sepakbola Indonesia. Seperti Boaz Solossa, Ortizan Solossa, Terens Puhiri, Patrick Wanggai, Titus Bonai, Okto Maniani, Yanto Basna hingga Ricky Kambuaya.
“Semua adalah mutiara-mutiara hitam yang lahir dari Papua. Bahkan Boaz dan Ortizan adalah putra asli Sorong. Pemain Papua itu legendaris semua,” kata LaNyalla.
Sementara itu, Pendiri Sekolah Bola Kaki Belanda dan SMK Papua Bangkit, Paul Fincen Mayor mengucapkan terima kasih banyak atas kunjungan Ketua DPD RI. Kata Paul, sebuah kehormatan seorang Ketua DPD RI bisa hadir ke ujung Indonesia ini.
Terkait pendirian dan pembangunan dua sekolah itu, Paul mengatakan bahwa ia sangat ingin membangun SDM yang berkualitas di tanah Papua.
“Saya ingin membangun Papua bukan hanya secara infrastrukturnya, namun juga bangun SDM nya, bangun anak-anaknya, sumber daya manusia kita harus unggul. Ini sudah realita, bahwa SDA kita dikeruk, tapi satu yang pasti anak anak kita tidak boleh terpuruk. Maka dari itu, saya membangun dua sekolah ini untuk anak anak Papua, anak bangsa Indonesia,” tegas Paul.
Disinggung soal alasan dirinya membangun sekolah sepakbola yang keberadaannya jarang di tanah Papua, Paul mengatakan bahwa ia mempunyai impian anak-anak Papua dapat bermain di turnamen maupun liga kelas dunia.
“Selama ini saya melihat kita hanya mengandalkan bakat alami, dimana kita hanya mengharapkan mereka jadi di usia dewasa. Padahal seperti yang terjadi di luar negeri, bakat itu dipoles dari mereka usia belia, itulah peran sekolah sepakbola dan akademi. Hal tersebut sudah terbukti pada negara-negara yang kualitas sepakbolanya berada di top tier,” kata Paul.
“Itulah alasan saya mendirikan sekolah ini, supaya dari muda, anak-anak berbakat yang ada di Papua Barat Daya terlebih khusus Kota Sorong sudah bisa dipoles. Bayangkan saja bakat ditambah dengan pelatihan dan tempaan soal basic dan taktik sepakbola, sebuah kombinasi yang akan membuat sepakbola Papua lebih maju lagi kedepan,” tandas Paul.
Rangkaian kegiatan peletakkan batu pertama itu sendiri ditutup dengan makan barapen bersama, dimana Ketua DPD RI didampingi senator asal Jambi Elviana, M. Sanusi Rahaningmas (Papua Barat Daya), Andi Ihsan (Sulsel), Deputi Administrasi Sekretariat Jenderal DPD RI Lalu Niqman Zahir, Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin, Kabiro Setpim Sanherif Hutagaol, Sekda Kota Sorong Yakob Karet, Pendiri Sekolah Bola Kaki Belanda dan SMK Papua Bangkit Paul Fincent Mayor, Anggota DPD RI terpilih dapil Papua Barat Daya Hartono, Kepala Sekolah SMK Papua Bangkit Petrus Lelmalaya, serta perwakilan dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Majelis Rakyat Papua, Kepala Suku Biak Barat dan masyarakat Kota Sorong.
Sumber : https://kapabar.com/2024/07/06/ketua-dpd-ri-letakkan-batu-pertama-tanda-dibangunnya-sekolah-sepak-bola-belanda-dan-smk-papua-bangkit/